Minggu, 18 Maret 2012

KESEHATAN MENTAL "PERKEMBANGAN KEPERIBADIAN ERIKSON &FREUD DAN PENGERTIAN TENTANG APA ITU KEPERIBADIAN SEHAT ?


TEORI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ERIKSON

Ego Kreatif
Erikson menggambarkan adanya sejumlah kualitas yang dimiliki ego yakni kepercayaan dan penghargaan, otonomi dan kemauan, kerajinan dan kompetensi, identitas dan kesetiaan, keakraban dan cinta, generativitas dan pemeliharaan, serta integritas. Ego ini dapat menemukan menemukan pemecahan kreatif atas masalah baru pada setiap tahap kehidupan.
Ego bukan menjadi budak lagi, namun dapat mengatur id, superego dan dibentuk oleh konteks cultural dan historik.
Berikut ini adalah ego yang sempurna menurut Erikson :
  1. Faktualitas adalah kumpulan fakta, data, dan metoda yang dapat diverifikasi dengan metoda kerja yang sedang berlaku. Ego berisi kumpulan fakta dan data hasil interaksi dengan lingkungan
2.      Universalitas berkaitan dengan kesadaran akan kenyataan (sens of reality) yang menggabungkan hal yang praktis dan kongkrit dengan pandangan semesta, mirip dengan pronsip realita dari Freud.
3.      Aktualitas adalah cara baru dalam berhubungan satu dengan yang lain, memperkuat hubungan untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Erikson, ego sebagian bersifat taksadar, mengorganisir dan mensitesa pengalaman sekarang dengan pengalaman diri masa lalu dan dengan diri masa yang akan datang.
beliu menemukan tiga aspek ego yang saling berhubungan yaitu :
  1. Body Ego: Mengacu ke pengalaman orang dengan tubuh/ fisiknya sendiri.
  2. Ego Ideal: Gambaran mengenai bagaimana seharusnya diri, sesuatu yang bersifat ideal.
  3. Ego Identity: Gambaran mengenai diri dalam berbagai peran sosial.

Teori Ego dari Erikson memandang bahwa perkembangan kepribadian mengikuti prinsip epigenetik. Bagi organisme, untuk mencapai perkembangan penuh dari struktur biologis potensialnya, lingkungan harus memberi stimulasi yang khusus.
 Sama seperti Freud, Erikson menganggap hubungan ibu-anak menjadi bagian penting dari perkembangan kepribadian. Tetapi Erikson tidak membatasi teori hubungan id-ego dalam bentuk usaha memuaskan kebutuhan id oleh ego.

CIRI KHAS PSIKOLOGI EGO ERIKSON
  1. Erikson menekankan kesadaran individu untuk menyesuaikan diri dengan pengaruh sosial. Pusat perhatian psikologi ego adalah kemasakan ego yang sehat
2.      Erikson berusaha mengembangkan teori insting dari Freud dengan menambahkan konsep epigenetik kepribadian.
  1. Erikson secara eksplisit mengemukakan bahwa motif mungkin berasal dari impuls id yang taksadar, namun motif itu bisa membebaskan diri dari id seperti individu meninggalkan peran sosial di masa lalunya. Fungsi ego dalam pemecahan masalah, persepsi, identitas ego, dan dasar kepercayaan bebas dari id, membangun sistem kerja sendiri yang terlepas dari sistem kerja id.
  2. Erikson menganggap ego sebagai sumber kesadarn diri seseorang. Selama menyesuaikan diri dengan realita, ego mengembangkan perasaan keberkelanjutan diri dengan masa lalu dan masa yang akan datang.

PENGARUH MASYARAKAT
Walaupun kapasitas yang dibawa sejak lahir penting dalam perkembangan kepribadian, bagian terbesar ego muncul dan dibentuk oleh masyarakat. Ego muncul bersama kelahiran sebagai potensi yang harus ditegakkan di dalam lingkungan kultural
. Masyarakat yang berbeda, dengan perbedaan kebiasaan cara mengasuh anak, cenderung membentuk kepribadian yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai budaya tersebut. 
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN: TEORI PSIKOSOSIAL 
PRINSIP EPIGENETIK
Menurut Erikson, ego berkembang melalui berbagai tahap kehidupan mengikuti prinsip epigenetik, istilah yang dipinjam dari embriologi. Perkembangan epigenetik adalah perkembangan tahap demi tahap dari organ-organ embrio.
 Ego berkembang mengikuti prinsip epigenetik, artinya tiap bagian dari ego berkembang pada tahap perkembangan tertentu dalam rentangan waktu tertentu (yang disediakan oleh hereditas untuk berkembang). Tahap perkembangan yang satu terbentuk dan dikembangkan di atas perkembangan sebelumnya (tetapi tidak mengganti perkembangan tahap sebelumnya itu).

ENAM POKOK PIKIRAN TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIKSON
  1. Prinsip Epigenetik: Perkembangan kepribadian mengiuti prinsip epigenetik.
2.      Interaksi Bertentangan: Di setiap tahap ada konflik psikososial, antara elemen sintonik (syntonic = harmonious) dan distonik (dystonic = disruptive). Kedua elemen itu dibutuhkan oleh kepribadian.
  1. Kekuatan Ego: Konflik psikososial di setiap tahap hasilnya akan mempengaruhi atau mengembangkan ego. Dari sisi jenis sifat yang dikembangkan, kemenangan aspek sintonik akan memberi ego sifat yang baik, disebut Virtue. Dari sisi  enerji, virtue akan meningkatkan kuantitas ego atau kekuatan ego untuk mengatasi konflik sejenis, sehingga virtue disebut juga sebagai kekuatan dasar (basic strengh).
  2. Aspek Somatis: Walaupun Erikson membagi tahapan berdasarkan perkembangan psikososial, dia tidak melupakan aspek somatis/biologikal dari perkembangan manusia.
  3. Konflik dan Peristiwa Pancaragam (Multiplicity of Conflict and Event): Peristiwa pada awal perkembangan tidak berdampak langsung pada perkembangan kepribadian selanjutnya. Identitas ego dibentuk oleh konflik dan peristiwa masa lalu, kini, dan masa yang akan datang.
  4. Di setiap tahap perkembangan, khususnya dari masa adolesen dan sesudahnya, perkembangan kepribadian ditandai oleh krisis identitas (identity crisis), yang dinamakan Erikson “titik balik, periode peningkatan bahaya dan memuncaknya potensi”.




FASE-FASE PERKEMBANGAN ERIKSON
  1. FASE BAYI (0-1 TAHUN)
Pararel dengan Fase Oral dari Freud, namun bagi Erikson kegiatan bayi tidak terikat dengan mulut semata; bayi adalah saat untuk memasukkan (incorporation), bukan hanya melalui mulut (menelan) tetapi juga dari semua indera. Tahap sensori oral ditandai oleh dua jenis inkorporasi: mendapat (receiving) dan menerima (accepting). Tahun pertama kehidupannya, bayi memakai sebagian besar waktunya untuk makan, eliminasi (buang kotoran), dan tidur. Ketika ia menyadari ibu akan memberi makan/minum secara teratur, mereka belajar dan memperoleh kualitas ego atau identitas ego yang pertama, perasaan kepercayaan dasar (basic trust).
Bayi harus mengalami rasa lapar, haus, nyeri, dan ketidaknyamanan lain, dan kemudian mengalami perbaikan atau hilangnya kondisi yang tidak menyenangkan itu. Dari peristiwa itu bayi akan belajar mengharap bahwa hal yang menyakitkan ke depan bisa berubah menjadi menyenangkan. Bayi menangkap hubungannya dengan ibu sebagai sesuatu yang keramat (numinous



  1. FASE ANAK-ANAK (1-3 TAHUN)
Dalam teori Erikson, anak memperoleh kepuasan bukan dari keberhasilan mengontrol alat-alat anus saja, tetapi juga dari keberhasilan mengontrol fungsi tubuh yang lain seperti urinasi, berjalan, melempar, memegang, dan sebagainya. Pada tahun kedua, penyesuaian psikososial terpusat pada otot anal-uretral (Anal-Urethral Muscular); anak belajar mengontrol tubuhnya, khususnya yang berhubungan dengan kebersihan.

 Pada tahap ini anak dihadapkan dengan budaya yang menghambat ekspresi diri serta hak dan kewajiban. Anak belajar untuk melakukan pembatasan-pembatasan dan kontrol diri dan menerima kontrol dari orang lain. Hasil mengatasi krisis otonomi versus malu-ragu adalah kekuatan dasar kemauan.
Ini adalah permulaan dari kebebasan kemauan dan kekuatan kemauan (benar-benar hanya permulaan), yang menjadi ujud virtue kemauan di dalam egonya.  Pada tahap ini pola komunikasi mengembangkan penilaian benar atau salah dari tingkah laku diri dan orang lain, disebut bijaksana (judicious).

  1. USIA BERMAIN (3-6 TAHUN)
Pada tahap ini Erkson mementingkan perkembangan pada fase bermain, yakni; identifikasi dengan orang tua (odipus kompleks), mengembangkan gerakan tubuh, ketrampilan bahasa, rasa ingin tahu, imajinasi, dan kemampuan menentukan tujuan. Erikson mengakui gejala odipus muncul sebagai dampak dari fase psikososeksual genital-locomotor, namun diberi makna yang berbeda. Menurutnya, situasi odipus adalah prototip dari kekuatan yang abadi dari kehidupan manusia. Aktivitas genital pada usia bermain diikuti dengan peningkatan fasilitas untuk bergerak.
 Inisiatif yang dipakai anak untuk memilih dan mengejar berbagai tujuan, seperti kawain dengan ibu/ayah, atau meninggalkan rumah, juga untuk menekan atau menunda suatu tujuan. Konflik antara inisiatif dengan berdosa menghasilkan kekuatan dasar (virtue) tujuan (purpose). Tahap ini dipenuhi dengan fantasi anak, menjadi ayah, ibu, menjadi karakter baik untuk mengalahkan penjahat.

  1. USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)
Pada usia ini dunia sosial anak meluas keluar dari dunia keluarga, anak bergaul dengan teman sebaya, guru, dan orang dewasa lainnya. Pada usia ini keingintahuan menjadi sangat kuat dan hal itu berkaitan dengan perjuangan dasar menjadi berkemampuan (competence). Memendam insting seksual sangat penting karena akan membuat anak dapat memakain enerjinya untuk mempelajari teknologi dan budayanya serta interaksi sosialnya. Krisis psikososial pada tahap ini adalah antara ketekunan dengan perasaan inferior (industry – inveriority).
 Dari konflik antar ketekunan dengan inferiorita, anak mengembangkan kekuatan dasar: kemampuan (competency). Di sekolah, anak banyak belajar tentang sistem, aturan, metoda yang membuat suatu pekrjaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

  1. ADOLESEN (12-20 TAHUN)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting diantara tahap perkembangan lainnya, karena orang harus mencapai tingkat identitas ego yang cukup baik. Bagi Erikson, pubertas (puberty) penting bukan karena kemasakan seksual, tetapi karena pubertas memacu harapan peran dewasa pada masa yang akan datang. Pencarian identitas ego mencapai puncaknya pada fase ini, ketika remaja berjuang untuk menemukan siapa dirinya. Kekuatan dasar yang muncul dari krisis identitas pada tahap adolesen adalah kesetiaan (fidelity); yaitu setia dalam beberapa pandangan idiologi atau visi masa depan. Memilih dan memiliki ediologi akan memberi pola umum kehidupan diri, bagaimana berpakaian, pilihan musik dan buku bacaan, dan pengaturan waktu sehari-hari.
  1. DEWASA AWAL (20-30 TAHUN)
Pengalaman adolesen dalam mencari identitas dibutuhkan oleh dewasa-awal. Perkembangan psikoseksual tahap ini disebut perkelaminan (genitality). Keakraban (intimacy) adalah kemampuan untuk menyatukan identitas diri dengan identitas orang lain tanpa ketakutan kehilangan identitas diri itu. Cinta adalah kesetiaan yang masak sebagai dampak dari perbedaan dasar antara pria dan wanita.
 Cinta selain di samping bermuatan intimasi juga membutuhkan sedikit isolasi, karena masing-masing partner tetap boleh memiliki identitas yang terpisah. Ritualisasi pada tahap ini adalah Afiliasi, refleksi dari kenyataan adanya cinta, mempertahankan persahabatan, ikatan kerja.

  1. DEWASA (30-65 TAHUN)
Tahap dewasa adalah waktu menempatkan diri di masyarakat dan ikut bertanggung jawab terhadap apapun yang dihasilkan dari masyarakat. Kualitas sintonik tahap dewasa adalah generativita, yaitu penurunan kehidupan baru, serta produk dan ide baru. Kepedulian (care) adalah perluasan komitmen untuk merawat orang lain, merawat produk dan ide yang membutuhkan perhatian. Kepedulian membutuhkan semua kekuatan dasar ego sebelumnya sebagai kekuatan dasar orang dewasa.
  Generasional adalah interaksi antara orang dewasa dengan generasi penerusnya bisa berupa pemberian hadiah atau sanjungan, sedangkan otoritisme mengandung pemaksaan. Orang dewasa dengan kekuatan dan kekuasaannya memaksa aturan, moral, dan kemauan pribadi dalam interaksi.


  1. USIA TUA (>65 TAHUN)
Menjadi tua sudah tidak menghasilkan keturunan, tetapi masih produktif dan kreatif dalam hal lain, misalnya memberi perhatian/merawat generasi penerus – cucu dan remaja pada umumnya. Tahap terakhir daroi psikoseksual adalah generalisasi sensualitas (Generalized Sensuality): memperoleh kenikmatan dari berbagai sensasi fisik, penglihatan, pendengaran, kecapan, bau, pelukan, dan juga stimulasi genital. Banyak terjadi pada krisis psikososial terakhir ini, kualita distonik “putus asa” yang menang.
 Orang dengan kebijaksanaan yang matang, tetap mempertahankan integritasnya ketika kemampuan fisik dan mentalnya menurun. Pada tahap usia tua, ritualisasinya adalah integral; ungkapan kebijaksanaan dan pemahaman makna kehidupan. Interaksi yang tidak mementingkan keinginan dan kebutuhan duniawi.
B.TEORI PERKEMBANGAN KEPERIBADIAN FREUD
Teori Freud. Psikoanalisis hampir diidentikan dengan sosok seorang Freud. Sigmund Freud (1856-1939) lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia yang pada masa itu merupakan provinsi di bagian utara Kekaisaran Autro Hongaria dan sekarang adalah wilayah Republik Ceska.
Dalam buku Sejarah dan Sistem Psikologi oleh James F. Brennan pada tahun 2006, pandangan freud terus berkembang selama kariernya yang panjang. Hasil kolektif tulisan tulisan yang luas merupakan sebuah sistem rinci tentang perkembangan kepribadian. Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego. Ketiga struktur tersebut diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun.
Struktur ini dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini.
Ego merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam lingkungan sosial Sistem kerjanya
pada lingkungan adalah menilai realita untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Sedangkan Superego sendiri adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan nilai baik-buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan Ego yaitu Id.

Kesadaran dan Ketidaksadaran
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya.
Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan.
Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.
Kecamasan
Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan. Kecemasan ini menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Menurut Freud kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral.
(1) Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
(2) Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat  sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan
(3) Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.

Mekanisme Pertahan Ego
Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud, berikut ini adalah  bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting :
A Reprensi: ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran,
B. Memungkiri: ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik,
C . pembentukan Reaksi : ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,
D. Proyeksi: ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar,
E. Penggeseran: merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,
F. Rasionalisasi: ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan disingkirnya ego yang babak belur,
G. Sublimasi: ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi,
H. Regresi: yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,
I. Introjeksi:  yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang lain,.  
J.Konpensasi.
K. Ritual dan penghapusan.
Tahap Perkembangan Kepribadian
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun, meliputi beberapa tahap yaitu tahap oral, tahap anal, tahap phalik, tahap laten, dan tahap genital.
Freud mungkin merupakan psikologi pertma yang menekan kan aspek-aspek perkembangan keperibadian dan terutama mentukan peranan dari tahun-tahunawal masa bayi dan kanak-kanak dalam mletakan struktur watak dasar sang pribadi.menurut frued anak adalah anak manusia yang menemukan preferensi kuat pada penjelasaan genetik atas tingkah laku orang dewasa semacam itu sementara freud sendiri jarang myelidiki anak-anak secara langsung .
Keperibadian berkembang sebagai respon terhadap empat sumber tegangan pokok yakni : proses-proses pertumbuhan fsiologis ,frustasi-frustasi,konflik-konflik,dan ancaman-ancaman ,sebagai akibat langsung dari meningkatnya tegangan yang ditimbulkan sumber-sumber ini,sang pribadi terpaksa mempelajari cara-cara baru mendiskusikan tegangan .proses belajar inilah yang dimaksudkan dengan perkembangan kepribadian.

KEPERIBADIAN YANG SEHAT
Apa itu keperibadian yang sehat ? apakah sifat-sifat yang memiliki keperibadian yang sehat ? bagaimanakah tingkah laku ,pikiran ,serta perasaan orang ini ? dapatkah anda menjadi pribadi yang sehat ?
Sejumlah besar orng Amerika mencari-cari dalam kelompok ,meyelidiki dan meyikapkan diri batiniah (dan badan )mereka dalam senstivity sessions,T-groups ,dan sejumlah bentuk encounter therapy lain nya .penjahat-penjahat ,pecandu-pecandu obt bius ,mahasiswa dan guru-guru ,pekerja-pekerja danm pemimpin –pemimpin perusahaan ,orng muda dan orang tua orang gemuk atau orng kurus rupanya menemukan dalam pengalamn-pengalaman itu dimensi –dimensi dan potensi-potensi dalam keperibadian mereka yang tidak pernah disadari bahwa mereka memilikinya.
Individu digambarkan sebagai organisme yang tersususn baik ,teratur ,dan ditentukan sebelumnya ,dengen banyak spontanitas .kegembiraan hidup dan kreativitas sebagai alat pengatur panas ,psikonalisis telah memberi kepada kita hanya sisi yng sakit atau pinjang dang kondrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah laku yang nrurotis dan psikotis.frued dan orng –orang yang mengikuti ajaran nya mempelajari keperibadian yang terganggu secara emosional ,bukan keperibadian yang sehat yang paling buruk dari kodrat manusia ,bukan yang paling baik.
Pendukung-pendukung gerakan pontensi manusia mengemukakan bahwa ada suatu tingkah pertumbuhan dan perkembangan yang sangat diperlukan yang melampaui “Normalitas “dan mereka mengemukakan bahwa manusia perlu memperjuangkan tingkat pertumbuhan yang lebih maju supaya merelisasikan atau mengaktualisasikan semua potensinya .
Disni saya akan membicarakan model-model sehat yang dikemukakan Gordon allport.Carl Rogers,Erich From,,Abraham maslow,Carl Jung ,Viktor Frankly,Fritz Perls.teori-terori mereka dipilih karena mereka tergolong diantara pendiri –pendiri yang di akui nya dan dikembangkan secraa lebih lengkap dan pengaruh serta kepentingan mereka kontemporer .meskipun tidak semua ahli teori ini dipandang sebagai ahli –ahli psikologi pertumbuhan namun mereka mengemukakan suatu tingkat perkembangan kepribadian yang melempaui normalitas dan dengan demikian tetap berhubungan dengan semangat psikologi pertumbuhan .
Konsep keperibadian yang sehat sangat penting .isisnya sulit menantang dan kompleks ,penuh dengan hal-halnyang tidak diketahui dan kebenaran-kebenaran nya setengah-stengah ,dan sudah pasti merupakan suatu mode dan juga khyalan .seperti telah diketahui ,konsep itu menggambarkan topik yang berusha mencakup-keperibadian manusia .
Banyak ahli psikologi percaya bahwa penelitian tentang keperibadian yang sehat akan menjadi fokus utama psikologi .disiplin lain manakah yang meneliti kondisi manusia ? apakah ada sesuatu yang lebih kuat dalam mengubah dunia kearah yang lebih baik atau sakit selain kepribadian manusia ? apakah yang lebih berpengaruh terhadap hakikat kehidupan kita selain tingkat kesehtan psikologis yang kita miliki untuk berhubungan dengan masalah-masalah baru .
Abraham Maslow menyatakan masalah itu dengan jelas “Apabila anda dengan sengaja merencanakan untuk menjadi kurang daripada kemampuan anda,maka saya memperingatkan bahwa anda tidak akan berbahagia dalam kehidupan anda selanjutnya “
Daftr Pustaka : Duane Schultz “ PSIKOLOGI PERTUMBUHAN
                         Calvin S.Hall &Gardner Lindzey “TEORI-TEORI PSIKODINAMIK  “









KONSEP SEHAT

Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).

Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Pendekatan yang digunakan pada abad ke-21

 sehat dipandang dengan perspektif yanglebih luas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangathidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandiriantertentu (Haber, 1994).

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi jugameliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual

SEHAT MENURUT DEPKES RI

Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu.

 Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap -tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial budaya UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

SEHAT : Kondisi seseorang dimana seluruh bagian dari manusia dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.


Konsep sehat dapat dilihat dari 5 dimensi sebagai berikut  :
A)Dimensi Emosional Bagaimana individu dapat menikmati hidup dan mengatasi masalah.
B) Dimensi Intelektual
Berfikir divergen dan kritis, mampu membuat keputusan.
C) Dimensi Fisik
Mempunyai kebiasaan hidup sehat
D) Dimensi Sosial
Individu mampu menjalankan perannya di keluarga, masyarakat.
E) Dimensi Spiritual
Adanya nilai-nilai agama yang dianut.



B .Sejarah perkembangan mental
Secara Etimologis : Hygiene(Inggris) dari kata Hygea( nama seorang dewi dalam kepercayaan Yunani kuno yang bertugas mengurus masalah kesehatan manusia).
 Kesehatan Mental menurut :

 M.Surya(1976): Keshatan Mental adalah usaha-usaha yang dilakukan agar tercapai mental yang sehat.
 Carl Witheringlon( dalam Yusuf,2004) : Keshatn Mental adlah ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip,metode,dan tekhnik dalam mengembangkan mental yang sehat.
 Hadfield (dlam Yusuf, 2004) Kesehatan Mental adalah upaya memelihara mental yang sehat dan mencegah mental yang tidak sehat.
TUJUAN KESEHATAN MENTAL
3 Cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan sehat mental :

1) Preventif (pencegahan) : dengan memelihara fisik yang sehat seperti olah raga dan istirahat yang cukup,pemuasan kebutuhan psikologis sepeti rasa nyaman dan aman.
2) Amelioratif(perbaikan) : berupaya untuk memperbaiki kepribadian dan mekanisme pertahanan diri dapat dikendalikan.
3) Supportif(pengembangan) :upaya untuk mengembangkan mental yang sehat, sehingga individu dapat menghindari kesulitan-kesulitan psikologis.

Perkembanganmental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, dalam hal ini terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal duinia tanggal 17 July 1887.

Beliu  adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40tahun dia berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap orang-orang gila secara lebih manusiawi.

Usahanya mula-mula diarahkan pada para pasien mental dirumah sakit. Kemudian diperluas kepada para penderita gangguan mental yang dikurung dirumah-rumah penjara. Pekerjaan Dix ini merupakan faktror penting dalam membangun kesadaran masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental. Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika serilkat didirikan 32 rumah sakit jiwa, dimana dia layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar di abad 19.

Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dsekade 1900-19090 beberpa organisasi kesehetran mental telah didirikan, sepert: American Social Hygiene Associatin (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.

Perkembangan  gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.

Dedikasi Beers yang begitu kuat dalam kesehatan mental, dipengaruhi juga oleh pengalamannya sebagai pasien dibeberapa rumah sakit jiwa yang berbeda. Selama dirumah sakit, dia mendapatkan pelayanan atau pengobatan yang keras dan kasar (kuarang manusia). Kondisi seperti ini terjadi, karena pada masa itu belum ada perhatian terhadap masalah gangguan mental, apalagi pengobatannya.

Setelah dua tahun mendapatkan perawatan dirumah sakit dia mulai memperbaiki dirinya, dan selama tahun terakhirnya sebagai pasien, dia mulai mengembangkan gagasan untuk membuat suatu gerakan untuk melindungi orang-orang yang mengalami gangguan mental atau orang gila (insane). Setelah dia kembali dalam kehidupan yang normal (sembuh dari penyakitnya), pada tahun 1908 di menindaklanjuti gagasannya demngan mempublikasikan sebuah tulisan autobiografinya sebagai, mantan penderita gangguan mental, yang berjudul A Mind That Found It Self”.



Kehadiran buku ini disambut baik oleh Willian james, sebagai seorang pakar psikologi. Dalam buku ini, dia memberikan koreksi terhadap program pelayanan, perlakuan atau ”treatment” yang diberikan kepada para pasien dirumah sakit-rumah sakit yang dipandangnya kurang manusiawi. Disamping itu dia melupakan reformasi terhadap lembaga yang diberikan perawatan gangguan mental  .

Beers meyakini bahwa penyakit atau gangguan mental dapat dicegah atau disembuhkan. Selanjutnya dia merancang suatu program yang bersifat nasional dengan  tujuan sebagai berikut :

 1. Mereformasi program perawatan dan pemngobatan terhadap orang-orang pengidap penyakit jiwa.

2.     Melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat agar mereka memiliki pemahaman dan sikap yang positif terhadap para pasien yang mengidap gangguan atau penyakit jiwa

3.      Mendorong dilakukannya berbagai penelitian tentang kasus-kasus dan pengobatan gangguan mental.

4.      Mengembangkan praktik-praktik untuk mencegah gangguan mental.
Program Beers ini ternyata mendapat respon positif dari kalangan masyarakat, terutama kalangan para ahli, seperti Wlliam James dan seorang Psikiatris ternama, yaitu Adolf Mayer. Begitu tertariknya terhadap gagasan Beers, Adolf Mayer menyarankan untuk menamai gerakan itu dengan nama ”Mental Hygiene”.

Dengan demikian, yang mempopulerkan istilah ”Mental Hygiene” adalah Mayer.
Belum lama setelah buku itu diterbitkan, yaitu pada tahun 1908, sebuah organisasi pertama, didirikan, dengan nama ”Connectievt Society For Mental Hygiene”. Satu tahu kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Februari 1909 didirikan ”National Commitye Siciety For Mental Hygiene”, disini Beers diangkat menjadi sekretarisnya.

 Organisasi ini bertujuann sebagai berikut :
  1. Melindungi kesehatan mental masyarakat
  2. Menyusun standar perawatan para pengidap gangguan mental
  3. Meningkatkan studi tentang gangguan mental dalam segala bentuknya dan berbagai aspek yang terkait dengannya.
Terkait dengan perkembangan gerakan kesehatan mental ini, Deutsch mengemukakan bahwa pada masa dan pasca Perang Dunia I, gerakan kesehatan mental ini mengkonsentarsikan programnya untuk membantu mereka yang mengalami masalah serius.

 Setelah perang dunia  usai, gerakan kesehatan mental semakin berkembang dan cakupan garapannya meliputi berbagai bidang kegiatan, seperti : pendidikan, kesehatan masyarakat, pengobatan umum, industri, kriminologi, dan kerja sosial.

Secara hukum, gerakan kesehatan mental ini mendapatkan pengukuhannya pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani ”The National Mental Helath Act”. Dokumen ini merupakan bluprint yang komprehensif, yang berisi program-program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat.





Beberapa tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut itu meliputi :
  1. Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, inevetigasi, eksperimen penanganan kasus-kasus, diagnosis dan pengobatan
  2. Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya.
  3. Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental
Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association For Mental Health” yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu National Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”, dan ”Psychiatric Foundation”.

Gerakan kesehatan mental ini terus berkembang hingga saat ini, sehingga pada tahun 1075 di Amerika serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Dibelahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation For Mental Health” dan “The World Health Organization”.

Sumber : Komunitas Karen White &David Roy “5 Layanan Kesehatan Mental
               Duane Schultz “Model-Model Kepribadian Sehat

KESEHATAN MENTAL "KONSEP SEHAT & SEJARAH KESEHATAN MENTAL


KONSEP SEHAT

Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).

Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Pendekatan yang digunakan pada abad ke-21

 sehat dipandang dengan perspektif yanglebih luas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangathidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandiriantertentu (Haber, 1994).

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi jugameliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual

SEHAT MENURUT DEPKES RI

Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu.

 Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap -tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial budaya UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.








SEHAT : Kondisi seseorang dimana seluruh bagian dari manusia dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Konsep sehat dapat dilihat dari 5 dimensi sebagai berikut  :
A)Dimensi Emosional Bagaimana individu dapat menikmati hidup dan mengatasi masalah.
B) Dimensi Intelektual
Berfikir divergen dan kritis, mampu membuat keputusan.
C) Dimensi Fisik
Mempunyai kebiasaan hidup sehat
D) Dimensi Sosial
Individu mampu menjalankan perannya di keluarga, masyarakat.
E) Dimensi Spiritual
Adanya nilai-nilai agama yang dianut.


B .Sejarah perkembangan mental
Secara Etimologis : Hygiene(Inggris) dari kata Hygea( nama seorang dewi dalam kepercayaan Yunani kuno yang bertugas mengurus masalah kesehatan manusia).
 Kesehatan Mental menurut :

 M.Surya(1976): Keshatan Mental adalah usaha-usaha yang dilakukan agar tercapai mental yang sehat.
 Carl Witheringlon( dalam Yusuf,2004) : Keshatn Mental adlah ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip,metode,dan tekhnik dalam mengembangkan mental yang sehat.
 Hadfield (dlam Yusuf, 2004) Kesehatan Mental adalah upaya memelihara mental yang sehat dan mencegah mental yang tidak sehat.
TUJUAN KESEHATAN MENTAL
3 Cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan sehat mental :

1) Preventif (pencegahan) : dengan memelihara fisik yang sehat seperti olah raga dan istirahat yang cukup,pemuasan kebutuhan psikologis sepeti rasa nyaman dan aman.
2) Amelioratif(perbaikan) : berupaya untuk memperbaiki kepribadian dan mekanisme pertahanan diri dapat dikendalikan.
3) Supportif(pengembangan) :upaya untuk mengembangkan mental yang sehat, sehingga individu dapat menghindari kesulitan-kesulitan psikologis.


Perkembanganmental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, dalam hal ini terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal duinia tanggal 17 July 1887.

Beliu  adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40tahun dia berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap orang-orang gila secara lebih manusiawi.

Usahanya mula-mula diarahkan pada para pasien mental dirumah sakit. Kemudian diperluas kepada para penderita gangguan mental yang dikurung dirumah-rumah penjara. Pekerjaan Dix ini merupakan faktror penting dalam membangun kesadaran masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental. Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika serilkat didirikan 32 rumah sakit jiwa, dimana dia layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar di abad 19.

Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dsekade 1900-19090 beberpa organisasi kesehetran mental telah didirikan, sepert: American Social Hygiene Associatin (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.

Perkembangan  gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.

Dedikasi Beers yang begitu kuat dalam kesehatan mental, dipengaruhi juga oleh pengalamannya sebagai pasien dibeberapa rumah sakit jiwa yang berbeda. Selama dirumah sakit, dia mendapatkan pelayanan atau pengobatan yang keras dan kasar (kuarang manusia). Kondisi seperti ini terjadi, karena pada masa itu belum ada perhatian terhadap masalah gangguan mental, apalagi pengobatannya.

Setelah dua tahun mendapatkan perawatan dirumah sakit dia mulai memperbaiki dirinya, dan selama tahun terakhirnya sebagai pasien, dia mulai mengembangkan gagasan untuk membuat suatu gerakan untuk melindungi orang-orang yang mengalami gangguan mental atau orang gila (insane). Setelah dia kembali dalam kehidupan yang normal (sembuh dari penyakitnya), pada tahun 1908 di menindaklanjuti gagasannya demngan mempublikasikan sebuah tulisan autobiografinya sebagai, mantan penderita gangguan mental, yang berjudul A Mind That Found It Self”.



Kehadiran buku ini disambut baik oleh Willian james, sebagai seorang pakar psikologi. Dalam buku ini, dia memberikan koreksi terhadap program pelayanan, perlakuan atau ”treatment” yang diberikan kepada para pasien dirumah sakit-rumah sakit yang dipandangnya kurang manusiawi. Disamping itu dia melupakan reformasi terhadap lembaga yang diberikan perawatan gangguan mental  .

Beers meyakini bahwa penyakit atau gangguan mental dapat dicegah atau disembuhkan. Selanjutnya dia merancang suatu program yang bersifat nasional dengan  tujuan sebagai berikut :

 1. Mereformasi program perawatan dan pemngobatan terhadap orang-orang pengidap penyakit jiwa.

2.     Melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat agar mereka memiliki pemahaman dan sikap yang positif terhadap para pasien yang mengidap gangguan atau penyakit jiwa

3.      Mendorong dilakukannya berbagai penelitian tentang kasus-kasus dan pengobatan gangguan mental.

4.      Mengembangkan praktik-praktik untuk mencegah gangguan mental.
Program Beers ini ternyata mendapat respon positif dari kalangan masyarakat, terutama kalangan para ahli, seperti Wlliam James dan seorang Psikiatris ternama, yaitu Adolf Mayer. Begitu tertariknya terhadap gagasan Beers, Adolf Mayer menyarankan untuk menamai gerakan itu dengan nama ”Mental Hygiene”.

Dengan demikian, yang mempopulerkan istilah ”Mental Hygiene” adalah Mayer.
Belum lama setelah buku itu diterbitkan, yaitu pada tahun 1908, sebuah organisasi pertama, didirikan, dengan nama ”Connectievt Society For Mental Hygiene”. Satu tahu kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Februari 1909 didirikan ”National Commitye Siciety For Mental Hygiene”, disini Beers diangkat menjadi sekretarisnya.

 Organisasi ini bertujuann sebagai berikut :
  1. Melindungi kesehatan mental masyarakat
  2. Menyusun standar perawatan para pengidap gangguan mental
  3. Meningkatkan studi tentang gangguan mental dalam segala bentuknya dan berbagai aspek yang terkait dengannya.
Terkait dengan perkembangan gerakan kesehatan mental ini, Deutsch mengemukakan bahwa pada masa dan pasca Perang Dunia I, gerakan kesehatan mental ini mengkonsentarsikan programnya untuk membantu mereka yang mengalami masalah serius.

 Setelah perang dunia  usai, gerakan kesehatan mental semakin berkembang dan cakupan garapannya meliputi berbagai bidang kegiatan, seperti : pendidikan, kesehatan masyarakat, pengobatan umum, industri, kriminologi, dan kerja sosial.

Secara hukum, gerakan kesehatan mental ini mendapatkan pengukuhannya pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani ”The National Mental Helath Act”. Dokumen ini merupakan bluprint yang komprehensif, yang berisi program-program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat.


Beberapa tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut itu meliputi :
  1. Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, inevetigasi, eksperimen penanganan kasus-kasus, diagnosis dan pengobatan
  2. Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya.
  3. Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental
Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association For Mental Health” yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu National Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”, dan ”Psychiatric Foundation”.

Gerakan kesehatan mental ini terus berkembang hingga saat ini, sehingga pada tahun 1075 di Amerika serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Dibelahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation For Mental Health” dan “The World Health Organization”.

Sumber : Komunitas Karen White &David Roy “5 Layanan Kesehatan Mental
               Duane Schultz “Model-Model Kepribadian Sehat